Berita PopularBidang Tanaman PanganDokumen Tanaman PanganPublikasiUPTD,RPH & Puskeswan

PENANAMAN PADI IP 400 DENGAN MEKANISME PERTANIAN DAN BINTEK BIOSAKA

Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang melalui Bidang Tanaman Pangan dan Horticultura melaksanakan Penanaman padi IP 400 dengan mekanisme pertanian dan Bimbingan teknis pembuuatan Biosaka, Rabu (21/12/22) yang bertempat di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Petarukan di Desa Widodaren. Acara ini dihadiri oleh Pj.Sekda Pemalang Dr.Drs. Moh.Sidik, M.Si dan dipimpin langsung oleh Plt.Kepala Dinas Pertanian Drs. Tutuko Raharjo, M.Si yang di ikuti oleh POPT dan 2 BPP di Kecamatan Petarukan dan Kecamatan Ampelgading beserta gapoktanya.

Penanaman Padi IP 400 ini menggunakan Alat Mesin Tanam yang dapat membantu Petani mempermudah dalam menanam winih padi. Hal ini merupakan terobosan untuk permasalahan petani yang mengalami kekurangan tenaga kerja dalam tanam padi. Selain itu terobosan yang disampaikan oleh Kepala Bidang TPH Imam Mukarto, S.P yaitu Droune Pertanian yang dapat dipergunakan untuk penyiraman pupuk cair secara cepat dan efisien.

Dalam pertemuan ini selain pembahasan materi juga dilakukan tanya jawab seputar mekanisme pertanian serta praktik langsung dalam pembuatan Biosaka. “Biosaka menurut Prof. Dr. Robert Manurung, seorang Guru Besar IPB, adalah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang tumbuh di sekitar areal pertanaman yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya”.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan Biosaka adalah pemilihan bahan yang tepat yaitu memanfaatkan berbagai macam dedaunan (minimal 5 jenis tanaman) atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan serangga atau serangan hama dan penyakit. Pemilihan bahan diutamakan untuk daun atau rumput yg tidak berlendir. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara meremas dedaunan atau rerumputan di dalam air kurang lebih 5 liter selama kurang lebih 10-15 menit sampai tercampur homogen tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama). Aplikasi di lapangan yaitu dengan penyemprotan pada waktu dan cara yang tepat, seperti penyemprotan dengan pengabutan dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman. Aplikasi dilakukan dengan melarutkan 40 cc Biosaka dalam 14 liter air bersih.

Manfaat Biosaka antara lain: membuat tanah menjadi subur, menjaga tanah tetap lembab, penggunaan pupuk oleh petani akan lebih efisien sehingga biaya lebih irit, hama penyakit tanaman akan minggir atau minimal berkurang dan produksi akan lebih tinggi.

Demonstrasi cara pembuatan Biosaka ini diharapkan semua Petani dan Petugas Penyuluh Lapangan nantinya mampu menyebarkan teknologi inovasi ini ke wilayah binaannya masing-masing, mengingat kebutuhan di wilayah akan pupuk yang terbatas. Biosaka dapat menjadi solusi yang dapat ditawarkan kepada para petani sehingga produktivitas tanaman tetap baik dan diharapkan makin meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *