Berita PopularBidang Peternakan & Kesehatan HewanPublikasi

Revolusi Mental, Upaya Pemberdayaan Peternak

UNTUK memberdayakan peternak rakyat, hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan revolusi mental, yakni merubah dari pola konvensional yang bersifat individual menuju pola produktif-kolaboratif.  Demikian disampaikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI), Drs Sokhiatulo Laoli MM saat paparan pada acara Lokakarya Pemberdayaan Peternak – Wisuda ketujuh Sekolah Peternakan Rakyat Institut Pertanian Bogor (SPR-IPB), Kamis (9/10/23) di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta.

Setelah memperkenalkan YKBBI, Laoli mengungkapkan, yayasan yang dinaunginya mendukung penuh penyelenggaraan SPR IPB. Menurutnya, terdapat 3 (tiga) poin utama mengapa YKBBI mendukung penyelenggaraan sekolah tersebut.

“Pertama dan yang utama tentu perlunya revolusi mental bagi peternak, khususnya pola bisnis yang dijalankan. Jangan lagi individual karena akan kalah bersaing dengan industri, tetapi sekarang berpola kolaboratif atau sesuai misi SPR yaitu kolektif berjamaah,” paparnya.

 

Kedua, pendekatan berbasis teknologi harus menjadi perhatian dalam mengupayakan lingkungan peternakan yang berkelanjutan, efisien dan berdaya saing tinggi. Ketiga, perlu adanya pengembangan bisnis kolektif di tengah komunitas pedesaan tanpa mengesampingkan kearifan lokal dan keberlanjutan lingkungan.

“Saya berharap agar sekolah peternakan rakyat sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan,  dapat mengembangkan potensi besar tersebut untuk menciptakan perubahan-perubahan yang signifikan,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Pangan dan Pertanian Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas RI), Jarot Indarto SP MT MSc PhD dalam paparannya menyampaikan, Sistem Pemberdayaan Peternakan Rakyat (SPPR) sebagai proyek strategis nasional untuk mendukung ketahanan pangan dengan pola kolaborasi tetrahelix.

“Konsep tetrahelix ini mencakup tiga hal, yakni perubahan mindset, bisnis kolektif berjamaah dan teknologi. Unsur yang terlibat adalah perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas dan pemerintah,” katanya.

Berdasarkan catatannya, terdapat 98 persen pemilik ternak lokal dan ternak asli adalah komunitas peternak rakyat. Hanya dua persen saja yang dimiliki industri, oleh karena itu bila ingin berdaulat pangan menggandeng komunitas peternak rakyat.

 

Hal ini senada yang disampaikan Kepala Pusat Studi Pengembangan Pertanian Pedesaan (PSP3) IPB sekaligus penggagas SPR IPB, Prof Dr Ir Muladno MSA IPU bahwa industri peternakan kolektif ini sangat penting untuk diterapkan karena komunitas peternak rakyat tinggal di negara kepulauan terbesar dan satu-satunya di dunia. Banyak penduduk dengan kepemilikan lahan sempit. Skala kepemilikan ternak kecil dan tidak mungkin ditingkatkan untuk semua peternak.

“Setiap komunitasnya juga memiliki adat dan kebiasaan yang relatif sama,” ujarnya.

Melalui SPR, lanjutnya, pembekalan yang dilakukan untuk peternak yakni perubahan pola pikir, pemahaman bisnis kolektif berjamaah dan penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dimotori oleh sembilan orang peternak sebagai pemimpin kolektif bagi komunitas peternak rakyat. Setelah lulus, alumni peternak akan ditampung dalam lembaga SASPRI untuk membantu peternak memperoleh mitra bisnis dan membuka jaringan ke semua pihak untuk membangun kemitraan dengan sesama alumni.

“Program pendampingan peternak ini membutuhkan waktu enam tahun supaya bisa membentuk peternak kecil menjadi mandiri, berdaya saing dan berdaulat. Perubahan yang terjadi di komunitas peternakan rakyat melalui SPPR disebut sebagai revolusi mental berbasis iptek. Terbukti bahwa peternak rakyat dapat berubah melalui SPPR menjadi pengusaha ternak kolektif yang lebih profesional,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, PSP3 IPB University menyelenggarakan acara Wisuda ketujuh Sekolah Peternakan Rakyat, Inagurasi dan Lokakarya di Gedung Perpustakaan Nasional, Kamis (9/10/23). Wisuda SPR diikuti oleh 11 SPR di seluruh Indonesia, tiga diantaranya dari Kabupaten Pemalang yakni SPR Nalaguna Slamet Sejahtera Kecamatan Warungpring, SPR Belik Berkah Lestari Kecamatan Belik dan SPR Mendho Pulosari Kecamatan Pulosari. (Ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *